Garis tawa
Overseas,  Turkey

Mencipta Bahagia dengan Garis Tawa

“Mau ikut bikin komunitas sama aku enggak?” ujar teman kampusku dalam sebuah pesan melalui LINE.

Teman kampusku itu bernama Wine. Perempuan yang dikenal banyak orang karena prestasinya. Seperti biasa, ia rajin mengikuti kejuaraan putri kampus, duta ini dan itu, bahkan organisasi luar kampus pun ia lakoni. Makanya, nama Wine udah enggak asing di telinga. Apalagi di jurusanku, Ilmu Komunikasi UPI.

Tahun 2017 adalah tahun di mana kami semua sedang sibuk dengan menyelesaikan skripsi. Di saat itu pula Wine mengajak aku dan beberapa teman sejurusan untuk membuat sebuah komunitas dengan visi menebar kebaikan.

Karena banyak mengikuti komunitas yang berbasis sosial, Wine pun ingin mendirikannya sendiri yang dimulai dari teman-teman kampus. Tentunya pengalaman Wine menebar kebaikan sudah lebih jauh dari kami. Mulai dari ikutan berbagai gerakan berbagi sampai akhirnya ia membuat komunitas yang diberi nama Garis Tawa.

Aku ingat sekali, nama Garis Tawa muncul saat kami sedang rapat di sebuah kafe dekat kampus. Waktu itu kami tengah merumuskan nama komunitas. Aku celetuk bilang “Garis Tawa”. Nama itu terinspirasi dari garis-garis yang ada di interior kafe. Sedangkan kata “Tawa” merupakan lambang kebahagiaan. Hingga akhirnya, nama Garis Tawa pun disetujui sebagai nama komunitas ini.

Pengalaman menebar kebaikan kepada para kaum papa dan warga yang tidak punya rumah adalah kali pertama buatku. Waktu menjalankan program untuk pertama kalinya, aku memesan paket makanan sebanyak 50 bungkus, kemudian memberikan paket makanan tersebut satu per satu kenggunakan motor (tentunya bersama teman-teman).

Selain itu, aku pun aktif mencari massa dari berbagai komunitas. Supaya program mingguan Garis Tawa yang bernama “Bagimu” ini dapat berjalan lancar dan diikuti banyak relawan.

Suatu ketika, aku dimarahi ibu pulang terlalu larut karena ikut Bagimu. Wajar, karena program Bagimu dijalankan pada pukul 20.00 WIB ke atas. Akhirnya aku tidak lagi mengikuti Bagimu tetapi sekadar memantaunya dari jauh dengan mencari donasi serta massa supaya banyak yang ikut bergabung.

Sudah tiga tahun berlalu, program Bagimu ini masih eksis. Alur pembagian semakin rapi, para generasi baru pun semakin terlatih. Mereka tetap membagi makanan ke beberapa ruas jalan di Kota Bandung di antaranya Jalan Banceuy, Tegalega, hingga Pasar Baru.

garis tawa
sumber : Instagram @garistawa_
sumber : Instagram @garistawa_
Pemberian paket makanan di Jalan Otista Bandung
sumber : Instagram @garistawa_
Pemberian makanan ke pemulung jalanan di Jalan Naripan, Bandung
sumber : Instagram @garistawa_

Mengajar di Pesantren

Tak hanya Bagimu, ada dua program yang kami telah canangkan saat pertama kali membangun Garis Tawa. Ya, kebaikan berbagi ini juga berlanjut ke salah satu program berikutnya bernama Berjamu (Belajar Bersamamu). Program ini adalah program mengajar para santri pesantren dhuafa di Cisarua, Lembang. Namanya Pesantren Al-Furqon.

Konon, pesantren ini memang gratis biaya untuk para santri. Guru-gurunya pun sukarela mengajar di sini. Oleh sebab itu, kami membantu mereka dalam pelajaran yang akan diujikan di Ujian Nasional.

Setelah menimbang, tak hanya pelajaran UN saja yang kami ajarkan. Kami membagikan pelajaran bersifat “softskill” seperti memasak atau keilmuan lain. Selain itu, kami turut memberi dorongan supaya mereka mau meraih cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.

Mungkin, aku masih rajin ikut Berjamu di kali pertama sampai kelima. Pengalaman paling berkesan saat Berjamu adalah…. aku pernah terjatuh dari motor bersama Dara saat hendak mengajar ke pesantren. Jatuhnya tepat di gerbang masuk pesantren yang lumayan licin karena berbatu dan berdebu. HAHAHAHAH. Motor agak rusak dan lutut Dara pun sempat terluka. Maaf ya Dar! KWKWKW.

Oh ya, waktu zaman masih memegang komunitas ini, kami pernah menyusun acara buka bersama berkolaborasi dengan komunitas berbagi lainnya di Bandung. Kami memberikan sembako dan hadiah dari dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yang dikumpulkan kepada Pesantren Al Furqon pada 2017 silam.

Kebaikan Berbagi Sampai Pergi ke Turki

Sejak sekolah di bangku SMP, SMA, sampai kuliah S1, aku selalu bermimpi untuk bisa pergi ke luar negeri. Dengan kegigihan dan ambisi serta do’a yang kuat, setelah sidang sarjana, aku pun bisa melangkahkan kaki ke Negeri Jiran dan Singapura selama 10 hari. Itu adalah kali pertama.

Setelah perjalanan itu, aku selalu mencari kesempatan lain untuk bisa pergi ke luar negeri. Rizki dari Allah, aku pun bisa pergi ke Bangkok hasil mengikuti lomba foto di Instagram.

Banyak sekali negara-negara yang ingin aku kunjungi. Namun aku tahu, tiket ke benua Eropa, Amerika, dan lainnya cukup mahal. Tapi aku yakin pasti ada jalan dari menebar kebaikan.

Tak disangka, ini mungkin salah satu jalannya. Wine sebagai founder Garis Tawa memberikan tantangan baru bagi para anggota komunitas. Ia menyeleksi anggotanya dengan beberapa tahapan untuk mengikuti sebuah program yang ia buat : International Volunteering Program (IVP).

IVP ini adalah penghargaan bagi para anggota komunitas yang telah menebar kebaikan bersama Garis Tawa. Karena selama ini para anggota dari generasi pertama hingga saat ini telah membantu menjalankan program rutin meski Wine jauh dari Indonesia. Ya, setelah lulus sarjana, Wine bekerja di negeri tetangga. Tapi kegigihan Wine untuk mengembangkan Garis Tawa sangatlah besar. Buktinya, ia mengapresiasi kinerja dengan memberikan tantangan baru lewat IVP.

Aku pun mengikuti langkah-langkah seleksi IVP ini karena ini merupakan trip ke Turki! Sesungguhnya aku tak menyangka bahwa ternyata aku dan tiga orang lainnya dipilih Wine untuk mengikuti IVP ke Turki.

Kami dibimbing untuk fundraising supaya bisa membeli tiket ke Turki dan kebutuhan biaya lain-lain. Sebelumnya, Wine bertanya kepada masing-masing dari kami. Apa yang akan kamu lakukan untuk melakukan fundraising? Kamu berjualan, membuka jasa titip, hingga berbagai usaha supaya bisa mendapatkan dana tambahan buat pergi ke Turki.

Akhirnya, kami pun berangkat di tanggal 6 Agustus 2019. Perjalanan menyenangkan ini sungguh tak terbayarkan!

menunggu check in di Soekarno Hatta Int’l Airport
Persiapan makan siang di pesawat Oman Air
Firdaus, Sekar, dan Nur Azizah, teman seperjalanan selama IVP

Komunitas Sosial di Turki

Wine memberikan kami pengalaman untuk bisa bertukar pikiran dengan dua komunitas sosial di Turki. Kami dipertemukan dengan ToG (Toplum Gonulluleri Vakfi) dan SiYAMDER (Sivil Yasam Dernegi).

ToG dan SiYAMDER merupakan komunitas sosial yang telah lama hadir di Turki. Tak hanya di Istanbul, mereka banyak berkiprah di beberapa kota. Dari pertemuan itu kami banyak mendapatkan pelajaran dari program dan pengalaman mereka.

Dari perjalanan ini, ternyata masih banyak orang-orang yang peduli di bidang sosial. Mereka berkiprah untuk kebaikan manusia, memberikan kesempatan kebaikan, dan membuat manusia di muka bumi sama-sama bahagia.

Ternyata kebahagiaan itu harus dicari dan ditemukan. Menebar kebaikan tak hanya berbagi secara materi. Untuk sama-sama mengurus komunitas sosial dan bercengkerama dengan warga dunia lain di belahan sana juga sudah sangat berarti. Semua banyak hikmahnya. I am fully content!

Kami berdiskusi dengan ToG tentang masing-masing program
Usai brainstorming dengan Siyamder

β€œTulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

16 Comments

  • Firdaus A R

    Wowwwww, kangen banget berbagi kebahagiaan dengan Garis Tawa ini. Throwback moment sekali tulisannya kakk! Di kondisi saat ini, saya harap dunia segera lekas sembuh, dan kita bisa kembali turun ke jalanan lagi, karena masih banyak orang di luar sana yang sedang menunggu kebaikan dan tawa kitaaaa~

  • CREAMENO

    Kalau tujuannya baik, maka hasilnya akan baik πŸ˜€ itu kalimat yang saya percaya, dan saya yakin apa yang mba Fathia dapatkan (hadiah ke Turkey) adalah salah satu buah dari kebaikan yang mba Fathia sebarkan πŸ™‚ hehehe.

    Salut juga sama anak-anak muda sekarang yang punya banyak inisiasi untuk membuat komunitas positif seperti Garis Tawa dengan program-program inspiratifnya. Semoga Garis Tawa semakin sukses, dan semakin banyak orang yang terbantukan dan semoga mba Fathia as personal bisa terus berbagi kebaikan dan positive vibe kepada orang-orang di sekitar termasuk pembaca blog mba πŸ™‚

    For the last, good luck πŸ˜€

    • fathiauqim

      Alhamdulillah. Iya nih banyak banget ya komunitas sosial di Indonesia, jangan jauh-jauh deh, Bandung pun banyak. Jadi yakin orang baik itu banyak banget! Makasih yaah sudah mendoakan. Doa yang sama buat Mbak nya.. Salam kenal yaa πŸ™‚

  • Robby Haryanto

    Masya Allah, keren banget bisa nyampe ke Turki. Saya suka cerita-cerita serupa yang banyak berperan di bidang sosial. Karena di kampus saya pun beberapa kali ikut kegiatan serupa, dan banyak denger cerita senior yang lebih keren. Semoga menang lombanya kak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *